Lampung Selatan, 21 Mei 2024 - Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan penerapan moderasi beragama, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Selatan mengadakan kegiatan sosialisasi di MIN 1 Lampung Selatan. Acara ini menghadirkan dua pemateri utama, yaitu Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Selatan, H. Ashari, SE., M.Pd.I, dan Kasi Pendidikan Madrasah, H. Aprizandi, S.Fil.I., M.Kom.I.
Kegiatan sosialisasi yang berlangsung pada hari selasa ini dihadiri oleh seluruh Kepala Madrasah Ibtidaiyah se-Kabupaten Lampung Selatan. Dalam sambutannya, H. Ashari menekankan pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari. "Moderasi beragama adalah kunci untuk menjaga kerukunan dan keharmonisan di tengah masyarakat yang majemuk. Penting bagi kita untuk mengajarkan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan cinta kasih dalam pendidikan agama," ujarnya.
Selain itu, H. Ashari juga menyoroti peran guru dan tenaga pendidik dalam mengimplementasikan moderasi beragama di lingkungan madrasah. "Guru memiliki peran strategis dalam membentuk karakter siswa. Oleh karena itu, mereka harus mampu menjadi teladan dalam mengamalkan prinsip-prinsip moderasi beragama," tambahnya.
Sementara itu, H. Aprizandi menyampaikan materi tentang fenomena gunung es atau "iceberg" dalam moderasi beragama. Ia menjelaskan bahwa apa yang tampak di permukaan hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan masalah atau potensi konflik yang ada. "Fenomena gunung es ini mengajarkan kita bahwa banyak isu-isu intoleransi dan ekstremisme yang tidak terlihat di permukaan, namun sebenarnya memiliki akar yang mendalam. Oleh karena itu, kita perlu pendekatan yang lebih komprehensif dan mendalam untuk menangani isu-isu ini," paparnya.
H. Aprizandi juga memaparkan strategi praktis dalam menerapkan moderasi beragama di madrasah. "Kita perlu menyusun kurikulum yang inklusif dan mengakomodasi berbagai pandangan serta tradisi keagamaan. Pendidikan yang mengedepankan dialog antaragama akan membantu siswa memahami dan menghargai perbedaan," katanya. Ia juga menekankan pentingnya peran serta aktif dari kepala madrasah dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mendukung moderasi beragama, seperti diskusi antaragama dan kunjungan ke tempat ibadah.
Para peserta yang hadir menyambut positif kegiatan ini dan berharap agar sosialisasi serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan. "Sosialisasi ini sangat bermanfaat bagi kami untuk memperkuat pemahaman dan penerapan moderasi beragama di madrasah masing-masing," ujar salah satu kepala madrasah yang hadir.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para peserta bisa langsung berdiskusi dengan pemateri tentang berbagai isu dan tantangan dalam menerapkan moderasi beragama di lingkungan pendidikan. Harapannya, dengan adanya sosialisasi ini, moderasi beragama dapat semakin terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Lampung Selatan, khususnya di lingkungan pendidikan (humas/kharis)