Kemenag Lampung Selatan (Humas) -- Sebanyak 82 guru Madrasah Aliyah Negeri dan Madrasah Aliyah Swasta se-Kabupaten Lampung Selatan mengikuti workshop Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB), Kamis (31/08/23) di Aula MAN 1 Lampung Selatan.
Workshop PPKB ini dimotori oleh kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran Tingkat Madrasah Aliyah (MGMP MA) Kabupaten Lampung Selatan.
Sesuai namanya, Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan diorientasikan pada upaya peningkatkan kompetensi dan kinerja guru serta tenaga kependidikan secara berkelanjutan.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Selatan H. Ashari, S.E.,M.Pd.I hadir membuka workshop tersebut didampingi Kepala Seksi Pendidikan Madrasah H. Aprizandi, S.Fil.I.,M.Kom.I dan Kepala MAN 1 Lampung Selatan, Ahmad Musopa, M.Pd.
Ketua pelaksana Drs. Edi Sehadi menjelaskan secara umum tujuan dan sasaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB).
"Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan proses dan kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional guru dan tenaga kependidikan madrasah yang dilaksanakan secara berjenjang, bertahap, dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kinerja guru madrasah" jelasnya.
Kakan Kemenag Lampung Selatan, H. Ashari berharap para peserta mengikuti workshop dengan serius agar output dari kegiatan ini bisa diimplementasikan oleh guru dan tenaga kependidikan di Madrasah tempat bertugas masing-masing.
H. Ashari dalam arahannya mengatakan bahwa Kementerian Agama bersama World Bank berkomitmen mensupport perbaikan di madrasah.
“Guru menjadi bagian yang sangat penting dalam pengembangan mutu pendidikan di madrasah, karena ruh dari dunia pendidikan adalah guru”ucapnya.
“Ini dananya sudah disiapkan. Nah tinggal apakah MGMP mau mengikuti rute yang ditentukan oleh Kementerian Agama dan World Bank untuk mendapatkan bantuan demi kemajuan madrasah” tambahnya.
H. Ashari juga meminta agar guru bisa memberikan nilai-nilai moderasi beragama kedalam pembelajaran, terutama empat indikator moderasi beragama yaitu; Komitmen Kebangsaan, Toleransi, Anti Kekerasan, dan Akomodatif terhadap kearifan local, supaya nilai-nilai ini bisa ditransfer kepada siswa.(SDP/Irfn)